Banyak pepatah bijaksana yang menjelaskan apa artinya seorang teman sejati. Wejangan mengenai teman sejati biasanya berkisar kepada sifat-sifat seorang teman sejati, yaitu selalu siap di sisi kita pada saat senang dan susah. Wejangan selanjutnya menegaskan betapa sedikitnya orang-orang di sekeliling kita yang bisa disebut teman sejati. Teman sejati itu bak barang mewah, yang tidak mungkin bisa didapat secara diskon, buy one get one free atau di acara midnight sale. Ada yang mengistilahkan teman sejati itu ibarat branded product limited edition. Kalau sudah begini, keluarlah segala macam keluh kesah kita, yah mana bisa kebeli dengan harga segitu, jumlahnya limited banget, masa mesti rebutan antri berhari-hari. Mesti beli yang asli kah? Beli yang imitasi aja kali sudah cukup...kan gak ada yang tau ini... mungkin betul, tapi kita sendiri kan tahu. Masa mau membohongi diri sendiri?
Di umur kita yang sekarang, mencari teman sejati itu susah-susah gampang. Agak berbeda dengan saat kita sekolah dulu. Pada saat itu kita dikeliligi oleh begitu banyak manusia-manusia sebaya. Kita tidak mau berteman pun, tetap saja kebanjiran teman.
Dengan bertambahnya usia, kesempatan kita untuk mendapat teman baru biasanya lebih terbatas. Karena kita ketemunya orang-orang yang itu-itu lagi, di lingkungan yang itu-itu lagi. Kita juga semakin menyadari betapa berharganya teman-teman sejati.
Perlu ada sekolah atau les privat buat menjadi teman sejati? Sebenarnya sih tidak perlu, karena kita kan sudah punya hati nurani. Yang biasanya menjadi problem adalah kita terlalu berharap bahwa orang lainlah yang harus berusaha untuk menjadi teman sejati BUAT kita. Kita sering lupa kalau kita sendiri bisa menjadi teman sejati BUAT orang lain.
Lalu apa definisi teman sejati itu? Cukupkah dengan teman di kala suka dan duka? Kalau menurut saya sih seharusnya lebih dari itu. Kalau cuma suka dan duka, belum memadai untuk menjadi barang limited edition. Teman sejati itu harus bisa ikut SENANG pada saat kita senang, dan menjadi bahu sandaran kita kalau kita lagi SUSAH (seperti lagunya Tommy Page “A shoulder to cry on”). Biasanya teman-teman kita yang bukan limited edition bisanya cuman DIAM-DIAM SENANG kalau kita lagi susah, tapi DIAM-DIAM SIRIK kalau kita senang atau sukses.
Berapa jumlah ideal teman sejati? Berhubung limited edition, ya sudah tentu jumlahnya minim. Teman sejati itu sifatnya sama seperti bikini, biar minim tapi sexy, enak dilihat dan membuat orang berdecak kagum. Kalau kita mau berusaha menjadi teman sejati buat teman-teman yang kita kasihi dan teman-teman yang sehati sejiwa, dijamin punya teman 5 saja sudah berasa seperti punya teman 5000. Teman yang baik itu harus terasa seperti piyama atau kaos belel yang nyaman sekali dipakai. Yang apabila dipakai bisa membuat kita bebas menjadi diri kita sendiri. Kalau kita punya teman yang terasa seperti aksesoris bling-bling blang, tampak cantik hanya di acara publik, tapi tidak terasa nyaman untuk dipakai setiap saat dan tidak membuat kita bebas bergerak menjadi diri sendiri, well ini saatnya mereview ulang persahabatan tadi. Kuantitas tidak menjadi kriteria utama di sini, yang penting adalah kualitasnya.
Berbahagialah kalau kita mempunyai teman-teman sejati. Jangan sampai rusak dan jangan sampai hilang. Karena kalau sampai rusak/hilang, akan banyak menguras airmata dan penyesalan...
Peace, my wonderful friends. Thanks for being a part of me...
Teman? banyak. Teman baik? Lumayan. Teman Sejati? susah dicari atau susah dipertahankan. Semua kembali kepada diri kita masing2. I like this topic. It gives me reflection. Thx.
ReplyDelete